Sumber: First Cabin.com |
Jepang menjadi negara Impiaku sejak masih muda. Pernah kerja di perusahaan Jepang, hanya dengar dari atasan maupun kolega cerita betapa indahnya dan menariknya Jepang.
Akhirnya, aku diberikan kesempatan untuk mewujudkan mimpuku.
Aku menginjak Kyoto, Osaka sebelum Covid.
Pengalaman yang paling menarik dan tak pernah terlupakan adalah saat tidur di suatu hotel kapsul bernama First Class Cabin yang sangat unik.
Mengapa kami memilih hotel First Cabin?
sumber: first cabin's.com |
Dengan pesawat All Nippon Airways atau sering disebut Ana Air, kami berdua , saya dan anak berangkat dari Bandara Soekarna Hatta sekitar jam 16:00 . Tujuan bandara kedatangan adalah Osaka. Tetapi ternyata kami tidak bisa mendapatkan pesawat yang langsung dari Jakarta ke Osaka, kami harus transit di Bandar Udara Kasai Internasional.
Waktu transit begitu singkat, kami akan tiba di Kansai Airport pada pukul 23.00 dan besoknya jam 7 pagi kami harus berangkat dari Kansai Airport menuju ke Osaka.
Nach bingung dong kalo menginap hotel di luar Kansai. Malam-malam ke luar aiport, pagi-pagi harus bergegas kembali ke Kansai Airport.
Untuk efisiensi kami sebelum berangkat sudah browsing. Hotel yang ada di airport.
Wah, senangnya kami menemukan hotel yang letaknya di Bandara, jadi ngga usah repot pagi-pagi bangun, langsung bisa ke bagian domestik.
Kami memesan hotel kapsul, First Cabin untuk dua orang. Kebetulan masih ada tempat untuk 2 pemesan perempuan (untuk pengunjung perempuan dipisahkan dengan laki-laki).
Letaknya First Cabin sangat strategis sekali loh, begitu mendarat di Bandara Internasional Kansai, kami tinggal mengikuti map, berpindah gedung dari suatu gedung ke gedung yang disebut Izumisano, kami menemukan hotel ini.
Kesan pertama , dalam kondisi cape, kami dapat menemukan tempat ini dengan sangat mudah, akses dan lingkungan juga menakjubkan dan bersih. Disediakan wifi dan ruang AC.
Tetapi kami cukup kaget ketika menemukan kamar kabin yang begitu sempit dan cukup untuk mereka yang punya tubuh kecil.
Jika tubuh besar, pasti ngga bisa bergerak sama sekali.
Merasakan Tidur di First Cabin
Begitu kami selesai dengan urusan pengambilan koper, langsung menuju ke luar dan melihat map arah menuju First Class Cabin.
Tak pernah terbayang ukuran kamar yang kecil atau sempit. Tetapi begitu kami check-in sekitar hampir jam 24.00, kami diberikan 3 kunci, 1 untuk masuk ke ruang koridor, 1 untuk safety box (jika bawa barang berharga) dan satu lagi untuk koper.
Begitu memasuki Lorong-lorong panjang, ada cabin-cabin yang berderet-deret. Kabinnya sangat sempit ukuran kamar, hanya berukuran 2 x2 meter. Cukup untuk membaringkan tubuh untuk tidur.
Ngga bisa meletakkan barang kecuali untuk handphone di lemari kecil yang menempel di bagian tempat tidur.
Fasilitas lainnya lampu, AC . Lalu jadi dimana kami menyimpan koper? Tempat koper dan barang-barang yang tak terpakai diletakkan di suatu kompartemen khusus untuk koper dengan nomer “security” yang dapat kita minta kuncinya.
Untuk mandi, toilet, ada ruang yang digunakan secara bersama-sama tamu. Ruangan luas terbuka dan ada tempat untuk mandi yang tersekat . Ada kaca besar untuk wastafel untuk sikat gigi, dandan. Kebersihan sangat dijaga. Tidak boleh ada air yang ke luar dari kamar mandi maupun wastafel
Nach sekarang waktunya tidur bingung loh kok ngga ada pintunya. Ternyata ada rolling door dari atas ditariik ke bawah. Hiks saya sendiri sampai bengong sebentar, berpikir apakah bisa bernafas jika kerai ditutup rapat. Tapi jika tidak ditutup bagaimana jika ada orang yang “nyelonong “masuk ke dalam.
Tetapi kondisi badan sudah sangat lelah, saya pun tak memusingkan lagi dengan urusan pintu. Begitu jam 01.00 saya sudah terlelap tidur.
Jam 5.00 pagi harus cepat-cepat bangun karena antrian ke toilet cukup panjang.
Ternyata semua yang nginap di sini memang khusus untuk penumpang lanjutan untuk mengejar pesawat pagi.
Tidak ada breakfast, yang penting kami sudah mandi dan setor buang air, kami hanya makan roti sambil jalan untuk menuju ruang domestic.
Jadi kami memilih hotel kapsul,
First Cabin ini untuk alasan kepraktisan dan kemudahan supaya kami tidak ketinggalan pesawat di pagi hari.
Sejarah Hotel kapsul
Hotel kapsul yang pertama di dunia di buka pada tahun 1979 dan merupakan Hotel Kapsul pertama di Osaka. Terletak di distirk Umeda, Jepang, dirancang oleh Kisho Kurokawa. Setelah itu menyebar ke seluruh kota-kota lain di Jepang.
Mengapa Hotel Kapsul tidak bisa di kunci di Jepang?
Berdasarkan undang-undang hotel di Jepang, setiap kamar hotel tidak boleh memiliki kunci di pintu, begitu pula kapsul tidur. Meskipun ada tirai, kerai, pintu kecil, tetap tidak bisa mengunci kapsul Anda
4 Top Kapsul Hotel yang Terbaik
Kapsul hotel didesain dengan sangat unik tetapi cukup mewah untuk jendela dari setiap ruang. Dengan konsep yang sempit tetapi cukup untuk istirahat serta dapat melihat SCI-FI Movie.
Beberapa hotel kapsul favorit yang ada di Jepang adalah:
- Book and Bed (Ikebukuro, Tokyo)- Hotel kapsul yang diidamkan oleh para pengunjungnya karena kepraktisan dan efisiensi. Hotel kapsul ini dibangun dengan ukuran manusia dan ada -rak buku berukuran manusia, ada 4000 buku yang disusun dirak dalam bahasa Jepang dan Inggris.
- Nine Hours (semua kota di Jepang)- hotel kapsul yang termasuk futuristik seperti masuk dalam pesawat ruang angkasa. Ada beberapa cabang hotel kapsul ini di stasiun Shinjuku dan Narita Airport, dan juga ada di Kanda, Tokyo
- First Cabin (di seluruh Jepang)- hotel temanya transit pesawat terbang dengan beberapa Lokasi seperti di Tokyo, Osaka, Kyoto, Nagasaki, dan Fukuoka. Anda dapat menikami pengalaman spa, di bar and memilih beberapa pelayanan dari harga yang murah (budget) hingga First Class Luxury.
- Capsulel Ryokan (Kyoto)- hotel versi kapsul dari “ryokan Tradisional Jepang. Ada fasilitas penataan tatami, perangkat tidur tradisional jepang , dekorasi dari kayu dan dapur bersama-sama – sangat mengagumkan jika Anda mengunjungi Kyoto dengan memilih budaya ini jika Anda tidak sanggup membayar untuk tinggal di “ryokan”.
Tertarik untuk tinggal di Hotel Kapsul? Bukan masalah kenyamanan yang dipentingkan tetapi hal kepraktisan dan efisiensi untuk perjalanan hotel ini disiapkan bagi pelancong/wisatawan. Harga memang berbeda dengan hotel berbintang, tapi kenyamanan cukup lumayan
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!