pexels-karolina-grabowska |
Apakah orang tua anak-anak usia dini sudah paham dengan pentingnya literasi keuangan? Jangan buru-buru kaget atau bingung mendengar bahwa literasi keuangan jadi penting untuk anak usia dini.
Pertama yang ada di benak ibu-ibu pasti, wah kenapa anak sekecil itu harus belajar tentang keuangan. Bukankah anak tidak boleh mengetahui urusan uang karena belum waktunya.
Pemahaman itu bukan salah tapi ada riset oleh seorang pemenang Nobel Ekonomi, Profesor James Heckman, mengatakan bahwa manfaat besar dari suatu investasi saat berinvestasi pada Pembangunan sumber daya manusia sedini mungkin.
Jadi makin dini anak diperkenalkan tentang pembelajaran economic return dibandingkan dengan mereka yang telah berusia lanjut. Apabila anak sudah melek tentang keuangan , dia akan dapat lebih mudah menginternalisasi dan menyerap edukasi keuangan .
Dengan demikian pada usia dewasa dan lanjut tidak kehilangan momen untuk praktek tentang keuangan
Kedua literasi keuangan bagi anak-anak adalah suatu keahlian dalam “lifeskill” . Jadi dalam hidup seorang manusia butuh dilengkapi dengan berbagai keahlian hidup .
Salah satunya adalah keuangan.
Tentu cara mengajarkan literasi keuangan bukan dengan teori atau hukum keuangan. Ajarilah anak-anak dengan ketrampilan keuangan sesuai dengan usianya dan sesuai dengan “tool” yang dimiliki oleh tiap orang tua.
Pengembangan literasi keuangan sejak dini yang diusulkan oleh paudpedia dari Kementrian Kemendikbud adalah sebagai berikut ini:
1.Memperkenalkan nilai uang
Saat anak sudah mengenal huruf dan angka, kita ajarkan nilai uang kepada anak. Nilai uang itu untuk ditukarkan dengan barang yang akan dibeli.
2.Permainan jual beli
Sejak kecil diajak untuk bermain sebagai penjual dan pembeli. Contoh anak berfungsi sebagai penjual donat. Harga donat Rp.5 lalu ibu membayar dengna uang Rp.10, berapa kembalinya?
3. Ajak anak belanja
Ketika ibu akan belanja, siapkan list barang yang akan dibeli. Coba tanyakan kepada anak, barang apa saja yang perlu dibeli. Ibu menulis dan membawa list ke tempat belanja. Satu persatu barang yang sudah dibeli dicoret, sehingga semua terbeli. Hal ini mengajarkan anak untuk mengetahui cara belanja di pasar dengan tepat dan efisien
4.Ajarkan untuk menabung
Ketika anak sudah memasuki sekolah dasar, berikan uang sesuai dengan kebutuhan misalnya jajan seharga Rp.10. Jika uang jajan tidak digunakan karena sudah membawa makanan dari rumah, uang jajan, bisa ditabung.
Menabung secara sederhana di celengan. Ketika anak membutuhkan sesuatu yang besar, misalnya sepeda, ibu dapat mengatakan uang di Tabungan digunakan untuk beli sepeda. Kekurangannya ibu dapat membayarkan
5. Simulasi gambar dengan harga
Apabila guru di TK dan Paud ingin mengajarkan literasi keuangan kepada anak sejak dini , salah satu cara adalah dengan simulasi gambar-gambar dari benda dengan harganya ke kotak yang disediakan.
Baca juga: Pendidikan Tertinggal, Lulusan S1 Tidak Melanjutkan S2 atau S3
6. Belajar berwirausaha sejak kecil
Aktivitas ringan seperti membuat manik-manik, atau gambar lukisan yang dapat dijual untuk mendapatkan uang pada suatu basar.
Baca juga: Faith Talk
7.Mengajak anak ke bank
Ketika ibu ingin menyimpan atau mengambil uang di ATM, ajak anak untuk melihat bagaimana caranya mengambil uang dari ATM. Juga cara menyimpan uang melalui teller atau ATM
Betapa pentingnya bagi orang tua, guru untuk memberikan stimulus pendidikan usia dini agar mereka mengerti literasi keuangan. Fase terbaik untuk merespon pengetahuan dan pengalaman terbaru bagi mereka . Jika mereka dewasa, mereka tidak lagi gagap dengan nilai uang bagi kehidupan.
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!