Apakah kita sebagai kakek, nenek, eyangtie atau eyang sudah mengenal perasaan cucu ?
Mengenal perasaan itu ada bermacam-macam, tapi secara garis besarnya ada 5 inti perasaan yaitu:
1.Bahagia
2.Sendu
3.Bingung
4.Excited
5. Marah
Dari 5 perasaan itu terbagi lagi beberapa turunan perasaan di antaranya (lihat rinciannya).
Ada kaitan antara perasaan dengan konsep diri.
Konsep diri dibentuk dengan beberapa faktor sbb:
1.Latar belakang budaya
2.Pengalaman masa lampau
3. Relasi dengan orang lain
4. Keyakinan dan value
5. Pesan dari media dan stereotypes
Konsep diri sendiri atau self concept dapat terbagi menjadi dua bagian
1. Poor concept
2. Good Consept
Poor self concept
Merupakan konsep diri yang tidak baik sehingga apa yang dilakukannya selalu bertentangan dengna norma atau perasaan orang lain
Contohnya
- Lupa buat PR
- Suka membully orang lain
- Selalu membantah kepada guru dan orangtua
- Mencuri
- Tidak bertanggung jawab
Pengaruh dari bad self consept:
- Performance Pelajaran di sekolah menjadi jelek
- Relasi dengan orang lain termasuk opa/oma, eyang/eyangtie jadi tidak baik
Good Self Concept
Merupakan konsep diri yang baik dan terlihat saat dia bersikap maupun melakukan tugas
Contohnya
- Memyelesaikan tugas sehari-hari dengan baik
- Banyak teman
- Tidak banyak masalah konsep
- Beratnggung jawab tiap hari
Bagaimana agar self concept didorong untuk bisa menjadi “baik”?
1.Cucu memiliki pikiran secara “positif” dan dapat control diri. Para grandpa/grandma berelasi dengan cucu secara baik-baik bukan untuk menggurui/mencela/membuat kata-kata yang melukai perasaan cucu misalnya “body shaming”
2.Dipengarui oleh budaya. Contohnya lakukan aktivitas bersama-sama dan membangun relasi secara positif. Contoh: di masa lalu ada keretakan dengan teman-teman, lalu merefleksikan saat ini kepada cucu
Baca juga: Cucu Jadi Robot Instruksi
5 Jenis Baper
1.Meniru: contoh, oma senang memasak dan menyanyi, cucu pun akan mengikutinya. Kondisi yang terbalik jika sedang naik kendaraan, oma menyumpahi orang yang tidak disiplin berkendara, maka cucu pun dengan mudah akan meniru apa yang dilakukan oleh nenek.
2.Direndahkan oleh orangtua/nenek/kakek: Contoh komentar yang tidak didengarkarkan, bahkan sebaliknya merendahkan anak dengan melempar kesalahannya, akan membuat cucu jadi baper.
3. Pikiran dan perasaan tidak didengarkan oleh orang dewasa: contoh ketika cucu cerita tentang perasaan tidak menyukai anak lain yang mengecewakan, jangan berkomentar bahwa cucu harus menyukai karena kasihan nanti anak itu tak punya teman. Hargai perasaannya.
4. Luka masa lalu : contohnya orangtua yang masa lalu masih teringat dengan kekerasan yang diterima dari orangtuanya, dibaa terus dan dikenakan kepada anak atau cucunya.
5. Disorder: contohnya anak yang hyperaktif; Down syndrome, tidak bisa melakukan pekerjaan tertentu
Baper bisa diatasi apabila grandma/grandpa:
-Mengenal nama perasaan cucu (marah, kesal, jik, sedih )
-Mengenal ciri-ciri dari baper
1.Mudah sakit hati
2.Cepat mood
3.Gampang menangis
4.Cepat emosional
Beberapa perilaku atau trauma respon yang muncul sebagai berikut:
1. Freeze: diam saja
2. Flight: lari
3. Fight; melawan
4. Fawan: menjilat
5. Flop: tak dapat mengontrol diri
Peka dan dapat mengolah emosi:
Setelah mengenal nama emosi, meresponse dengan kesadaran agar tidak terbentuk emosi yang meledak. Mengatur perasaan dan emosi
Contoh: jika sedang marah, makan buru-buru; sebaiknya marah diredakan dulu dan makan dengan tenang
Dalam otak kita ada dua bagian penting yang ada kaitannya dengan perasaan yaitu korteks dan amygalata.
Korteks merupakan pusat integrasi dan pengambilan keputusan.
Untuk korfeks yang baik dibutuhkan oxygen masuk ke otak, nafas yang baik dan pikiran yang seha. Jadi perlu pikiran yang sehat meskipun perasaan sedang tidak baik.
Amygdala menolong otak kita menyimpan memori sehingga semua hal yang baik maupun tidak baik tersimpan dengan baik.
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!