canva.com |
Pada awal bulan Nopember 2022, seorang anak berusia 7 tahun 2 bulan di Pidie Aceh ditemukan gejala kelumpuhan pada kaki kirinya.Sebelumnya pada bulan Oktober anak itu demam tinggi dan masuk RSUD TCD Sigli. Dokter telah mengambil dua specimen karena mencurigai polio. Hasilnya ternyata benar bahwa anak itu terkonfirmasi polio tipe 2.Sejak itu Aceh ditetapkan Status Kejadian Luar Biasa Polio. Ironis bukan Indonesia yang sudah dinyatakan sebagai negara bebas polio pada tahun 2014 tetapi ada beberapa anak di Aceh yang terkena polio.Hal ini disebabkan oleh orang tua yang hanya mendengarkan orang lain, tetangga tidak perlu imunisasi, juga rendahnya capaian imunisasi yang rendah sehingga imunisasi belum menyentuh Aceh.Betapa sedih dan menyesalnya orang tua anak itu karena masa depan anak yang seharusnya dapat hidup sehat sekarang harus menderita polio. Polio tidak dapat disembuhkan karena akibat dari virus dan tidak ada obatnya.
dokumen pribadi-canva.com |
Pekan Imunisasi Dunia yang akan diperingati pada akhir minggu ke-4 bulan April (24-30 April ) . Berdasarkan WHO ada 25 juta anak belum mendapatkan imunisasi lengkap di tingkat global.
idai.or.id |
Di Indonesia sendiri , ada 1,525,936 anak yang belum diimunisasi lengkap sejak 2017 sampai 2021.
Indonesia harus mengejar ketertinggalan gap imunitas dengan melakukan imunisasi Anak Nasional. Berbagai kegiatan diadakan untuk pencapaian imunisasi.
Target capaian imunisasi pada tahun 2020 adalah 92% dari 4,416.309 atau 4.063.004 anak, namun cakupan yang dicapai hanya 84% atau 3.709.670 anak.
Sementara target capaian pada tahun 2021 adalah 93% dari 4.148.867 atau 3.858.446 dan keberhasilan cakupan hanya 3.493.346 anak.
Lindungi anak dengan imunisasi
Sebagai orang tua , ayah bunda tentunya punya persiapan yang matang begitu dinyatakan sebentar lagi akan memiliki buah hati.
Persiapan anak yang akan lahir bukan hanya secara materi saja, tetapi secara fisik yang sehat sangat penting untuk diperhatikan.
Sebagai seorang balita belum mengetahui apa kebutuhannya. Tugas seorang ayah/ibu adalah memenuhi kebutuhan buah hatinya. Salah satu kebutuhan yang terpenting adalah upaya melindungi diri dari penyakit dengan cara memberikan vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.
Mengapa harus diimunisasi?
Imunisasi itu ditujukan agar anak punya kekebalan tubuh melawan penyakit dengan risiko kesakitan, kecacatan atau kematian tinggi. Contohnya penyakit tuberculosis, poliomyelitis, difteri, pertussis, tetanus, hepatitis B, campak, ditambah satu lagi Covid 19.
Dengan adanya imunisasi untuk anak, diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit tersebut . Bahkan diharapkan anak tidak terinfeksi apabila terjadi suatu wabah di suatu tempat.
Jika anak tidak diimunisasi, tidak ada kekebalan tubuh, begitu virus datang, maka dia akan terkena penyakit yang parah dan cukup mematikan.
dokumen pribadi-canva.com |
Imunisasi bukan hanya bermanfaat secara individual, tapi juga bermanfaat secara komunal. Artinya jika semua anak sudah diimunisasi dan membentuk kekebalan kelompok (herd immunity), maka masyarakat sekitarnya terlindungi.
Agar tercapai kekebalan kelompok dibutuhkan cakupan imunisasi > 85% pada suatu daerah.
Cara melakukan imunisasi
Saya sebagai seorang ibu, setelah melahirkan seorang anak perempuan di suatu rumah sakit, saya segera mencari seorang dokter anak .
Saat itu saya tidak melakukan imunisasi anak di Puskesmas karena saya masih bekerja. Tidak mungkin minta izin untuk imunisasi anak ke Puskesmas.
Saya lakukan imunisasi anak di dokter anak pada sore hari setelah pulang kerja.
Setelah lahir, anak saya mendapatkan informasi dari dokter anak untuk melakukan imunisasi dasar berupa BCG, DPT (Diphtheria, pertussis, tetanus), Polio, Campak Measles,, MMR (measles, mumps, rubella), TIPA (Demam Tifoid, Demam paratifoid , Hepatitis B.
Jadwal imunisasi telah ditentukan oleh dokter anak, kapan saya harus lakukan masing-masing imunisasi. Setelah satu tahun anak harus sudah lengkap imunisasinya.
Kemudian usia 4 bulan, 5 bulan , anak saya mendapatkan ulangan beberapa imunisasi dasar seperti DPT, Polio, Hepatitis B.
Ulangan imunisasi itu dilakukan terakhir kali dan pada usia sekolah anak mendapatkan imunisasi tambahan berupa DPT, Polio, Hepatitis B.
Ada buku khusus untuk imunisasi bagi anak saya. Setiap kali anak diimunisasi, pasti dokter akan mencatat di buku ini sehingga saya sebagai ibu juga dapat melihat kapan imunisasi berikutnya .
Saya sebagai orang tua sudah lega karena imunisasi lengkap sudah diberikan kepada anak. Kekebalan dan ketahanan tubuh anak sudah terbentuk. Anak tidak mudah terinfeksi virus .
Baca juga: Membuat Foto Jurnalistik yang Bercerita
Jadwal imunisasi
Seringkali kita sebagai orang tua lupa untuk jadwal pemberian imunisasi. Untuk itu sekarang ini dalam program imunisasi Pemerintah maupun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah memiliki jadwal pemberian imunisasi dasar sebagai berikut ini (lihat gambar)
IDAI.or.id |
Imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio Suntik dan usia 9 bulan diberikan Campak atau MR
Imunisasi lanjutan , bayi di bawah dua tahun diberikan imunisasi DPT-HB-hib dan Campak/MR), kelas 1 SD/madrasah diberikan DT dan Campak/MR, kelas 5 dan 5 SD diberikan Td.
- Imunisasi Polio diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh layu.
- Imunisasi BCG untuk melindung penyakit tuberculosis, diberikan 1x sebelum anak 1 bulan.
- Imunisasi Hepatitis B, vaksin pertama diberikan segera setelah lahir, sebelum 24 jam, selanjutnya pada usia 2, 3 dan 4 bulan.
- Imunisasi Pentabio (berisi vaksin DTP, Hepatitis dan HIV) - Imunisasi DTP untuk melindungi dari penyakit difteri, tetanus dan pertussis, diberikan 3x pada usia 2,3, dan 4 bulan -Imunisasi HIB untuk melindungi diri dari penyakit oleh kuman Haemophilus influenza type B (HIB) diberikan 3 pada usia 2,3 dan 4 bulan. Imunisasi Polio disuntikkan 2x bersama vaksin pentabio sebelum usia 1 tahun.
- Imunisasi Campak , gondongan dan rubella. Saat ini vaksin yang tersedia adalah vaksin MR (Measles , Rubella) dan MMR (Mumps, Measles, Rubella). Vaksin MR diberikan pada usia 9 bulan
Imunisasi adalah hak bagi anak untuk mendapat perlindungan dan terbebas dari penyakit. Anak bisa tumbuh kembang dengan optimal jika kita sebagai ayah dan bunda memenuhi hak anak tersayang dengan memberikan imunisasi, minimal imunisasi program pemerintah.
Sumber referensi:
- Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2020.
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
- Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak Edisi Tahun 2020 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
- Pedoman Imunisasi di Indonesia tahun 2017, Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!