Tidak terasa pandemic sudah lama sekali yach, l l2 tahun sejak Maret 2020 terjadi di bumi Indonesia. Jika saya mengacu pada satu kata tentang pandemi maka saya akan menyebutnya sebagai “unforgettable".
Bayangkan pandemic meluluh lantakan semua sendi kehidupan, dari yang dulunya bisa bertatap muka di sekolah, bekerja, berbisnis, sekarang harus melakukannya dengan online.
Banyak suka duka dari setiap orang dalam mengalami pandemic itu.
Suka dukanya pasti tidak sama, tapi paling tidak banyak pembelajaran yang dapat disampaikan kepada -teman yang mau mendengarnya.
Nach, forum yang saya ikuti hari Minggu 22 Agustus 2021 ini sangat unik sekali, “Bertemu di Plaza GKI Pondok Indah melalui virtual”. Saat baca awal kalimat, saya merasa senang bercampur kaget. Oh jadi kita bisa bertemu nich, namun juga kaget, memang sudah boleh bertemu dan bertatap muka. Oh ternyata pertemuan kali ini dengan zoom sebagaimana sudah pernah kita lakukan.
Forum yang besar dibagi menjadi forum kelompok kecil sehingga semua bisa berbicara bebas apa yang ingin disampaikan tentang pengalaman selama pandemic boleh dikaitkan dengan ibadah karena ini kelompok dari GKI Pondok Indah.
Di kelompok kami ada 5 orang, 1 sebagai fasilitator yang melemparkan pertanyaan dan memberikan pancingan agar semua anggota aktif berbicara.
Pertanyaan pertama adalah bagaimana perasaan atau aktivitas kamu selama pandemic?
Cerita pengalaman selama pandemi
Kami adalah kelompok lansia yang sebenarnya masih aktif bekerja di belakang layar. Beberapa teman kami mengatakan, pandemic membuat banyak belajar dari segala hal, terutama teknologi.
Saat pertama kali kenal zoom, kami bingung menggunakannya, bahkan harus belajar sendiri karena anak sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Bukan hanya belajar zoom saja, tetapi selalu adaptasi aktivitas yang dulunya harus ke kantor dengan naik mobil. Sekarang cukup bekerja di rumah, diselesaikan dengan zoom dan alat teknologi yang membantu. Jadi hemat waktu karena kita tak perlu lagi menginjungi klien dan bertemu dengan partner di kantor, cukup dengan zoom atau media elektronik lainnya.
Selain waktu yang efisisen, juga sisa waktu yang besar itu dapat digunakan untuk berolahraga. Ada yang sengaja olahraga jalan kaki cukup jauh , waktu yang dihabiskan cukup lama 1 jam.
Menjaga mental dan Kesehatan itu jadi bagian yang penting . Salah satu anggota yang berprofesi seorang dokter mengatakan, beliau dalam menerima pasien bukan covid selalu merasa was-was apakah pasiennya Covid atau bukan.
Walaupun tidak mungkin berprasangka sebelum diperiksa, beliau selau memperhatikan Kesehatan dirinya dengan menggunakan masker NH95 khusus untuk nakes. Tidak hanya di tempat praktek, tapi jika harus ke luar rumah pun beliau menganjurkan untuk tetap melakukan prokes karena virus ini terus bermutasi dengan varian yang bar uterus.
Adaptasi pekerjaan atau kegiataan dengan zoom itu memang tak mudah bagi kami kelompok usia yang tua. Sebagai contoh sebagai anggota koor, biasanya dengan mudah melakukan Latihan bersama tanpa kesulitan sama sekali. Nach dengan zoom, setiap orang harus melatih dirinya dulu dengan pelatih, lalu merekamnya sendiri dan barulah menyatukan semua rekaman menjadi satu sehingga hasilnya sebuah koor virtual yang bagus dari segi suara maupun gambar.
Perasaan-perasaan yang timbul selama pandemic adalah khawatir, takut, cemas dan penuh dengan perasaan bosan di rumah. Ini perlu Kesehatan mental yang luar biasa.
Bagaimana caranya? Selalu melihat perspektif yang baik dibalik yang tidak baik seperti yang dikatakan salah satu anggota bahwa pandemic mengajarkan banyak hal yang baru yang bisa dipelajari, baik segi ilmu maupun segi mentalitas.
Apa yang akan engkau lakukan setelah pandemic?
Pertanyaan awal yang diajukan oleh kami kepada anggota yang notabene seorang dokter, apakah pandemic akan segera berakhir? Ternyata menurut Kemenkes, pandemic akan berjalan terus selama 5-10 tahun mendatang.
Mata kami semua terbelalak mendengar hal itu.
Respons atas pertanyaan tentang masa depan yang harus kami lakukan adalah yach merasa lebih siap ketimbang pertama kali terjadi.
Perspektif dan gaya hidup pun harus disesuaikan dengan yang baru , tidak isa lagi kemali kepada cara yang lama. Semuanya sudah berubah.
Meskipun kami masih berharap perubahan terjadi sehingga masih diberikan kesempatan untuk bertatap muka, tapi kami sadar bahwa kami tetap harus jaga prokes, vaksin dan Kesehatan kami dan orang lain sebelum bertemu.
Berdamai denga napa yang sudah berubah, tidak mungkin untuk bersikap “ngotot” ingin bebas seperti kondisi normal sebelum pandemic.
Bapak dokter selalu ingatkan kami, kalian semua harus tetap prokes, vaksin ketiga tahun depan dan tetap jaga jarak. Virus itu tetap masih ada walalupun mungkin tidak seaktif sebelumnya. Siapa yang lengah akan terkena.
Kita sekarang menunggu panduan atau roadmap dari Pemerintah tentang strategi apa yang akan dijalankan untuk 5-10 tahun ke depan .
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!