Bank Indonesia |
Perkembangan teknologi begitu berkembang pesatnya ,menyentuh seluruh seluruh aspek kehidupan manusia. Mulai dari bangun tidur, jadwal kerja, cuaca, belanja, bisnis , hiburan, transportasi, hingga pembayaran transaksi pun tidak terkecuali.
Digitalisasi pembayaran pun telah mengubah wajah pembayaran kartal menjadi digital payment . Inilah era serba dompet digital bukan lagi dompet fisik.
Kenapa demikian?
Bank Indonesia |
Menurut statistik dari Bank Indonesia, nilai transaksi dan jumlah uang elektronik mulai dari 2010- September 2019 mencapai jumlah transaksi 320 juta dengan nilai transaksi Rp.160 Triliun.
Bahkan menurut RedSeer, perusahaan konsultan bisnis asal India, pasar dompet Indonesia itu akan meningkat mencapai USD 25 milliar pada 2023.
Di Hari Belanja Nasional tanggal 11-12 Desember 2020, terdapat 3,4 juta UMKM gunakan online transaksi, total nilai transaksi mencapai Rp.11,6 triliun, mencapai kenaikan 28% dibandingkan tahun sebelumnya. Produk yang dijual naik sebesar 30%.
Bank Indonesia telah mengindetifikasikan kenaikan digital atau Uang Electronik selama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar ) bulan April 2020 mencapai 64,48 persen secara tahunan dan volume transaksi digital pun tumbuh 37,35 persen secara tahunan.
Hal ini menjadi indikator menguatnya kebutuhan transaksi Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD), artinya payment digital jadi pilihan warga ditengah pandemi. Warga lebih memilih bertransaksi dari rumah ketimbang harus pergi ke toko offline, pasar tradisional , resto, kafe, mall.
Transaksi digital ini menyumbang kontribusi pergerakan ekonomi nasional cukup signifikan. Meskipun beberapa sektor ekonomi tak berkembang, tapi transaksi digital ini yang berkembang dari tahun 2013 dari 36 juta, jadi 2018 sebesar 167 juta , 2019 sebesar 292 juta dan 2020 menuju 313 juta.
Dompet fisik sudah digantikan dengan dompet digital sudah tak terbantahkan lagi. Begitu memasuki tahun 2020 para penyelenggara atau perusahaan penyedia layanan dompet digital dengan agresifnya memberikan diskon atau potongan harga kepada pembeli.
Dengan strategi diskon, berdampak pada volume dan transaksi meningkat pesat sekali. Sebagai konsumen yang suka sekali menikmati diskon terkena iming-iming dari dompet digital yang ditawarkan oleh penyedia layanan dompet misalnya Gopay diskon 10% , tak lama kemudian Ovo menawarkan diskon 30%.
Perang diskon pun terjadi. Jadi seorang pembeli atau konsumen terpaksa harus punya Ovo dan GoPay.
Pengalaman Belanja Gunakan Aplikasi Tak sesuai dengan yang Disediakan oleh Merchant
Dokumen pribadi |
Suatu hari ketika saya pengin ngopi di kafe kopi . Antrian pembayaran panjang dan lama sekali waktunya.
Selidik punya selidik, ternyata ada konsumen yang membayar dengan uang tunai pecahan ratusan ribu, padahal belanjanya hanya tiga puluh ribu. Kasir pun meminta agar konsumen bayar dengan uang pas saja. Waduh, konsumen cari-cari uang kecil di dompetnya.
Di belakang ada konsumen lain yang berdebat dengan kasir: “Wah saya ngga punya aplikasi pembayaran LinkAja dan OVO, saya hanya punya GoPAY, gimana dong?”
Kasir pun menawarkan agar konsumen bayar dengan tunai . Terpaksa konsumen itu ngomel panjang lebar karena dia tak bawa uang tunai, dia terpaksa membatalkan pembeliannya.
Saya juga ngomel saat bayar di depan kasir karena waktunya lama menunggu antrian . Juga saya merasa kesal dengan kasir karena ada sederet papan QR cara bayar aplikasi online di depan kasir. Tapi sebatas sebagai pajangan saja karena saya pun tak punya aplikasi yang sesuai dengan QR dari aplikasi yang dipajang.
Kenapa tidak cukup hanya satu QRIS saja.
Saat saya bertanya kepada kasir apakah saya bisa membayar dengan QRIS. Kasir terdiam , rupanya dia belum paham apa itu QRIS. Lalu saya berkata, besok saya jelaskan dech jika tak paham.
“OK, nanti Ibu ketemu dengan supervisor saya , Ririn agar beliau bisa memahami apa itu QRIS.
Berhubung kafe ini langgananku dan saya pikir tak ada salahnya jika aku memberikan sosialisasi tentang QRIS kepada Ririn supaya aku makin nyaman tiap kali mampir ke Kafe, bayarnya lebih mudah bagiku.
Mengkomunikasikan QRIS kepada merchant yang belum miliki QRIS:
Besoknya, aku datang ke kafe mencari Ririn.
Lalu Ririn datang memperkenalkan diri, “Selamat siang Bu!”
“Ayo, kita ngobrol santai yach! Kenapa kafemu ini masih belum gunakan QRIS sebagai alat pembayaran?” tanyaku.
Gunakan QRIS untuk transaksi digital. Sumber: dokpri |
Sederetan QR Code dari Penyedia Jasa sudah ada tapi yang satu ini justru yang penting karena konsumen tak lagi bingung mencari-cari apakah dia punya aplikasi payment sesuai yang diminta di sini.
“Bu, tolong jelaskan dulu apa itu QRIS?
Bank Indonesia telah meluncurkan produk standardisasi sistem pembayaran berbasis QR sejak 17 Augustus 2019 dan peresmian berlaku pada tanggal 1 Januari 2020.
Bank Indonesia mendukung QR Code karena inovasi berbagai aspek ekonomi digital berkembang pesat, termasuk sektor pembayaran. Implementasi,dukungan serta inovasi demi terwujudnya Sistem Pembayaran Indonesia 2025, maka diluncurkanlah digital payment berbasis QR Code. Ketetapan tentang QRIS dituangkan dalam PADG No.21/16/PADG/2019 yaitu Implementasi Standar Nasional Quick Response Code untuk Pembayaran.
Jadi ,QRIS adalah QR Code Indonesian Standard. Singkatan dari Quick Response Indonesian Standard.
Fungsinya membuat sistem pembayaran inter operator standar , QR hanya satu. Standarisasi sistem pembayaran berbasis QR.
Pembeli bisa melakukan pembayaran melalui bank atau penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) yang sudah terdaftar QRIS BI.
Merchant, UMKM, Pebisnis dapat mendaftarkan diri untuk menerima payment dengan QRIS.
QRIS mengusung tagline UNGGUL.
Un= universal artinya berlaku bagi semua saja , semua lapisan masyarakat digunakan di domestic dan luar negeri(tukang bakso, tukang sayur, tukang daging, pemilik kafe)
G = Gampang artinya mudah, aman dalam satu genggaman, hanya sekali scan saja
U = Untung artinya satu kali QR Code untuk semua pembayaran online/aplikasi
L= langsung artinya transaksi cepat seketika mendukung kelancaran sistem pembayaran
Penggunaan teknologi QR Code:
Bank Indonesia |
Teknologi QR Code telah cukup jelas dijabarkan di gambar di atas.
Siapa saja pengguna QRIS?
QRIS Pengguna Pindai (MPM):
Berikut adalah cara pemakaiannya:
- Buka aplikasi
- Pengguna memindai QRIS milik pedagang
- Isi nominal
- Masukkan PIN
- Bayar .
Tips: pastikan nama pedagang QRIS dan pada aplikasi sesuai
QRIS Pedagang Pindai (CPM)
Berikut ini alur pemakaiannya:
- Buka aplikasi
- Pengguna tunjukkan QRIS pada aplikasi kepada pedagang
- Pedagang memindai QRIS pengguna
- Transaksi sukses
Tips Pastikan nama pedagang pada QRIS dan nominal sesuai
QRIS Tanpa Tatap Muka (TTM)
Berikut ini alur pemakaiannya:
- Ambilah gambar QRIS dari pedagang
- Simpan QRIS
- Buka aplikasi
- Pilih pindai di galeri pada gawai
- Pilih gambar QRIS yang minta dibayar
- Isi nominal
- Masukan Pin
- Bayar
Tips: Pastikan aplikasi pembayaran Anda mempunyai fitur pindai dari galeri pada gawai dan pastikan nama pedagang dan nominal transaksi
Mekanisme QRIS:
Mekanisme transaksi yang dilakukan oleh merchant (push payment) dan customer (pull payment) itu sangat berbeda. Untuk melihat perbedaanya, simak gambar di bawah ini yang memberikan gambaran secara jelas:
Bank Indonesia |
Bagi merchant bisa memilih salah satu dari dua jenis QR code yaitu static atau dynamic QR Code. Berikut ini adalah perbedaannya.
Bank Indonesia |
Alasan menggunakan QRIS?
Tujuannya adalah melindungi dan mengurangi fragmentasi industri sistem pembayaran digital melalui standar untuk interkoneksi dan interoperabilitas ekosistem standard payment.
Penyedia QR menyediakan sistem QR untuk menerima produk sendiri (instrument pembayaran sendiri). Lalu mengintegrasikan sistem yang dapat menerima seluruh produk e-money, produk non-tunai, cukup diterima dalam satu stiker saja.
Biaya MDR dibebaskan hingga Maret 2021
Bank Indonesia |
Bu, saya dengar ada biaya MDR = Merchant Diskon Rate sebesar 0,7% sebagai biaya risiko?
Betul sekali, biayanya 0,7% flat tiap transaksi. Ngga mahal kok dibandingkan dengan keuntungannya.
Tapi MDR QRIS 0% diperpanjang sampai 31 Maret 2021. Jadi buruan yach kamu untuk memiliki dan menggunakan QRIS.
Apa manfaatnya?
Bagi merchant:
- Tren pembayaran digital sebagai pengganti non tunai disukai oleh generasi milenial.
- Meningkatkan traffic penjualan.
- Mengurangi biaya mengelola uang tunai.
- Tak perlu menyediakan uang tukar atau uang kecil.
- Hasil penjualan langsung masuk ke rekening.
- Menghilangkan risiko dicuri.
- Menghilangkan risiko uang palsu.
- Kredibilitas terbangun, mendapatkan kepercayaan dari Bank untuk pinjaman
- Mengurangi mobilitas sehingga bisa bayar tagihan dan lainnya.
- Mendukung program Pemerintah/Bank Indonesia.
Manfaat bagi konsumen milenial
- Tak perlu gunakan uang tunai .
- Tidak usah menunggu kembalian.
- Aplikasi pembayaran online .
- Banyak cash back tawaran dari PJSP
- Tidak usah bingung pilih merchant sesuai dengan dompet digital yang dimiliki .
- Tidak usaha bingung top up semua dompet digital yang dimiliki, cukup satu prioritaskan
Sudah saatnya kita semua beralih kepada QRIS sebagai digital payment karena mudah, cepat, efisien dan langsung menerima dananya (bagi UMKM dan merchant). QRIS akan menggerakkan roda perekonomian nasional melalui ekonomi digital.
Sumber referensi :
- katadata.co.id “Berapa Transaksi Uang Elektronik di Indonesia?”
- katadata.co.id “Konsumen Belum Tahu Pakai Kode QR Berbayar LinkAja & GoPay: Bertahap”
- Power Point Bank Indonesia “QR Code Indonesian Standard (QRIS)”
wah sangat praktis ya kak, terimakasih infonya :D
BalasHapusKalau semua merchant pakai QRIS ini, milenal bakalan makin betah dan jadi langganan yah Bu. Semoga dengan adanya QRIS benar-benar dapat membantu kemudahan customer dan juga para merchant yah Bu. Terima kasiu atas informasinya ;)
BalasHapusKalau semua merchant pakai QRIS ini, milenal bakalan makin betah dan jadi langganan yah Bu. Semoga dengan adanya QRIS benar-benar dapat membantu kemudahan customer dan juga para merchant yah Bu. Terima kasiu atas informasinya ;)
BalasHapussetuju banget deh, sekarang udah serba digital, online, serba praktis dan cepat ya mba, Qris ini membantu sekali, apalagi buat aku yang ngga nyaman dengan uang cash.
BalasHapusJadi lebih praktis banget ya Ibu, hanya satu QRIS.
BalasHapusKbayang tuh kalo udah antri panjang trus ga sesuai QR aplikasi yang dipajang, pastinya ngemalesin dan kalo aku ga bakalan balik lagi ke situ, hihii.
Semoga adanya QRIS ini dengan UNGGULnya diterima oleh masyarakat dan merchant2 , agar mempermudah transaksi digital,apalagi dijaman now cashless semua yaa.
banyak banget keunggulan dari Qris. sekarang udah banyak sih menurutku yang pembayaran pake metode kode seperti ini. memang memepermudah transaksi digital. memang pasti ada aja cerita yang tidak mengenakkan saat kendala pakai kode.
BalasHapusSampai sekarang QRIS belum tersebar ya?
BalasHapusSaya udah baca sejak 2019 dan berharap 2020 bisa terlaksana
Karena selain mudah juga murah
Selama ini transfer dari akun satu ke yang lain kan kepotong biaya admin
Wah produk dari bank Indonesia ya QRIS ini, saya juga males bawa uang cash kemana-mana kaya ribet gitu belum lagi kembalian gak ada diganti permen hahaha.. dengan metode pembayaran seperti ini rasanya lebih praktis gak pake ribet
BalasHapusWah Bank Indonesia sampai mengeluarkan QRIS sebagai standarisasi pembayaran secara digital. Praktis jadinya.
BalasHapusSepengalaman saya, sayangnya belum semua merchant paham QRIS ini. Banyak merchant yang suka menolak, karena takut uangnya tidak masuk jika pakai QRIS.
BalasHapusWah saya baru tahu soal si QRIS ini. Ada banyak sekali ya keuntungan yg bisa diperoleh
BalasHapusSosialisasi tentang QRIS masih butuh waktu, karena belum semua pedagang mengenal nama QRIS. Mudah-mudahan dengan banyaknya blog posts tentang QRIS, para pedagang tergerak untuk mendaftar menjadi anggota QRIS ya.
BalasHapusbener banget nih, kemarin ke toko gitu terus ternyata nggak nyediain kayak QRIS ini, padahal saya cuma bawa uang cash pas, jadinya barang2 yang udah dibawa dibalikin lagi deh ke raknya. Keberadaan QRIS pasti membantu banget yaa bu. moga makin bnyk yg pake qris ini
BalasHapusWah makin paham nih ttg QRIS. Kalo pedagangnya udah senior2 gitu emg agak gaptek jadinya blm paham soal QRIS. Nah kalo milenial mah pasti paham hehe
BalasHapussaya setuju bu, sekarang banyak dompet digital dan qr code tapi ga sesuai malah bikin panjang antrian. semoga sosialisasi Qris ini bisa cepat merata ya bu
BalasHapustak bs dipungkiri transaksi pembayaran digital semakin meningkat. namun belum semua pelaku bisnis menggunakan QR code yg resmi.
BalasHapusNgomongin QRIS jadi ingat sewaktu jadi finalis Lomba blog Bank Indonesia Januari 2020 lalu, ngebahas soal QRIS karena temanya juga demikian. Aku pikir memang QRIS it kayak banget jadu pilihan. Aku pernah ngerasain apa yang Ibu dadakan ketika mau bayar via aplikasi tapi ngga ada yang disediakan oleh merchant :(
BalasHapusaku support banget nih transaksi non tunai apalagi di masa pandemi gini rawan banget kan virus berpindah tangan kalo lewat uang tunai gitu
BalasHapusTransaksi digital memang sudah digalakkan BI beberapa tahun lalu ya. Seiring dengan adanya pandemi, transaksi digital justru disarankan terkait kita tidak harus bersinggungan satu sama lain. QRIS memang sangat membantu kita dalam kehidupan sehari-hari
BalasHapusSeneng bgt mba ada yg nulis ttg QRIS. Saya kerja di startup banyak berhubungan dgn QRIS, tp ternyata banyak orang Indonesia yg blm ngerti. Super mudahkann krn selain bisa discan semua ewallet, QRIS jg bisa discan pakai bbrp mbanking termasuk BCA (kalo mager topup ewallet hahaha)
BalasHapussebenarnya qris ini memang lebih gampang, apalagi dompet digital kita sudah siap. karena sekarang walau bukan untuk jualan, qris ini bisa digunakan buat kita sehari2 untuk transfer temen hehe
BalasHapussekarang transaksi finansial makin dipermudah aja ya. saya tau soal digital wallet ini waktu terjun di dunia krypto. entah mengadaptasi teknologi atau tidak, ternyata mata uang diluar krypto juga menerapkan teknologi ini. saya termasuk yang palain gopay dan ovo juga sih. tapi belum tau soal QRIS ini, menarik nih jadi mempermudah transaksi ya
BalasHapusQris ini baru tahu aku, jadi semakin memudahkan dalam bertransaksi ya bu
BalasHapusKalau begini BI bisa gak mewajibkan semua pakai QRIS saja? Kebanyakn qr code memang membingungkan bagi customer dan berpotensi merugikan untuk pemilik usaha
BalasHapusKalau begini, BI bisa mewajibkan semua pemilik bisnis pakai QRIS gak sih? Kalau terlalu banyak qr code memang membingungkan bagi customer dan berpotensi merugikan pemilik usaha
BalasHapusKalau begini, BI bisa mewajibkan semua pemilik bisnis pakai QRIS gak sih? Kalau terlalu banyak qr code memang membingungkan bagi customer dan berpotensi merugikan pemilik usaha
BalasHapus