Sebelum terjadi Covid-19, saya pernah membeli satu pak masker berisi 5 masker seharga hanya Rp.15,000. Artinya satu masker hijau yang hanya dipakai sekali pakai itu seharga Rp.3.000 saja.
Ketika Covid-19 mulai marak, saya hanya membeli dua plastik masker . 1 plastik untuk anak karena dia sering mondar mandir naik kendaraan umum.
Saat persediaan mulai menipis, saya mulai bingung beli dimana cari masker.
Saya sudah cari di tiga apotik, dan guardian shop, semuanya bilang “habis”.
Lalu, suami coba membeli masker via online shop. Ternyata harga sudah melambung begitu pesat. Harganya bisa mencapai Rp.250.000 untuk N-95.
Karena saya membutuhkan sekali, kami terpaksa membeli. Masker N-95 ini masih bisa dipakai berkali-kali karena selain lebih tebal juga lebih kuat . Hanya pemakaiannya lebih sulit karena karet yang dibuat hanya satu sisi saja.
Pentingnya Masker:
Awalnya, saya masih ingat betul perkataan Menteri Kesehatan, tidak perlu memakai masker bagi yang sehat. Hanya yang saya sakit saja pakai masker.
Namun, setelah WHO mengatakan bahwa semua warga dan semua anggota medis harus pakai Masker, masker jadi barang langka dengan harga yang sangat mahal.
Bahkan, ada pembeli yang memborong untuk diperjual belikan dengan harga yang melambung
Kreativias
Ketika orang makin terdesak , pasti adacara untuk memproduksinya. Para penjahit yang biasanya tidak pernah buat masker pun beralih jadi produsen masker.
Orang biasa yang tak pernah jahit masker, buat pola atau meniru pola yang tersebar di Youtube.
Bahan:
1. Kertas untuk pola
2. Gunting
3. Bahan kain bekas
4. Karet untuk ban pinggang
- . Saya pun tak kalah untuk membuat sendiri. Pola yang saya buat adalah dari seorang teman.
- Ambil kain bekas dan letakkan pola di atas kain. Lalu potong dengan berikan kelonggaran 2 cm.
- Jahitlah sesuai pola. Jadilah masker yang dibuat sendiri.
Masker sebagai alat pelindung jadi andalan untuk menjaga diri dari Covid-19.
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!