Ingatan saya melayang kembali kepada bocah bernama Martunis, saat itu baru berusia 7 tahun . Dia berasal dari Aceh. Pagi yang cerah itu Martunis setelah mandi, mengenakan kaos kesayangannya jersey timnas Poronal punggung 10 milik Manuel Rui Costa.Dia mengidolakan pemain playmaker Fliorentian itu
Dia sedang menonton televisi bersama adiknya. Tiba-tiba dia merasakan goncangan hebat. Gempa teknonik berkekuatan besar itu sudah melanda Aceh . Martunis , adik, ayahnya dan ibunya sudah berlari ke luar, ingin menyelamatkan diri.
Sayang seribu sayang, gelombang bah yang dahysat itu memisahkan Martunis dengan ayah, Annisa dan ibunya dari genggamannya. Martunis berhasil menggapai pinggir kasur dan dia terus diombang ambingkan di atas kasur selama hampir 3 minggu dan seorang pemulung berhasil menyelamatkannya. .
Seorang wartawan asal Inggris memberikan makanan, minuman yang dibawanya Tragedi penyelamatan itu disiarkan di berita Sky News hasil liputan Dovaston. Hal ini sangat menarik perhatian Portusi. Salah satu klub Portugasl berhasil mengontak Dovaston dan menanyakan apa yang dibutuhkan bocah itu dan keluarganya.
Ronaldo membuat kejutan buat Martunis dan ayahnya, mereka diundang ke Portugal pada akhir Mei 2005. Bukan hanya undangan itu saja, Martinus pun diangkat jadi anak oleh Ronaldo. Memberikan ksempatan Martunis untuk ikut berperan dan mengasah skill bolanya di akademi Sporting Lisbon, club yang membesarkan Ronaldo.
Namun, tidak semua korban bencana itu punya kisah keberuntungan yang sama seperti Martinus sebagai korban tsunami Aceh. Justru kebanyakan korban bencana itu harus merana sedih karena kehilangan banyak harta bendanya, ludes semua pakaian, alat-alat sekolah, bahkan kehilangan nyawa orang-orang yang dicintainya.
Pada awalnya alam itu diciptakan dengan sangat indah dan ada keseimbangan kehidupan dari semua ekosistem . Alam sangat asri karena lingkungan terjaga, manusia hidup berdampingan dengan alam dan mahluk yang lainnya seperti tumbuhan (hutan, rimba) dan binatang.
Sayang, begitu manusia mulai merusak ekosistem yang tertata baik , maka alam pun ikut berbicara kepada manusia bahwa perbuatan manusia itu akan berakibat fatal dengan adanya bencana.
Bencana sudah sering terjadi di Indonesia. Kenali bahayanya. Bencana di Indonesia tiap tahunnya justru meningkat dari tahun sebelumnya. Kenapa hal itu bisa terjadi? Indonesia merupakan negara yang memiliki 127 gunung api aktif, daerah rawan gempa bumi karena dilalui jalur pertemuan 3 lempeng tektonik: Lempeng-Indo Australia, Lempeng, Eurasia dan lempeng Pasifik.
Indonesia juga punya garis pantai terpanjang di dunia yang kawasannya pesisirnya sangat rawan terlanda tsunami. Ditambah lagi dengan iklim Indonesia, iklim tropis, sering terjadi banjir, tanah longsor, cuaca ekstrim, kekeringan dan kebakar lahan dan hutan dan abrasi dan gelombang ekstrim akibat kerusakan ekosistem yang dibuat oleh manusia.
Kurangi risikonya dari bencana di daerah masing-maing, dengan cara kita semua memiliki Budaya Sadar Bencana . Selalu kita jaga alam, Alam jaga kita. Siap untuk selamat.
Perubahan Iklim:
Anda pasti sudah sering mendengar "Climate change" atau perubahan iklim? Apakah perubahan iklim hanya terasa lebih panas atau lebih dingin dari sebelumnya? Perubahan lebih panas atau lebih dingin dari tahun-tahun sebelumnya sudah sangat terasa di semua negara. Ternyata, secara sederhana pemahaman perubahan iklim itu adalah usia es yang mencair.
Perubahan iklim itu untuk perubahan jangka panjang dengan pola yang diharapkan dari iklim rata-rata setiap daerah, dalam jangka waktu yang ditentukan.
Karena iklim makin panas, maka iklim akan merubah pola hujan, penguapan, salju, aliran sungai dan faktor-faktor yang mempengaruhi suplai dan kualitas air.
Dampak khusus yang dapat terlihat , temperatur air yang makin panas, mengakibatkan kualitas air dan polusi air yang makin cepat.
Penyebab global warming adalah gas dari rumah kaca uap air , yang menyebabkan sekitar 36-70% dari efek rumah kaca; karbon dioksida (C02), yang menyebabkan 9-26%; metana (CH4), yang menyebabkan 4-9%; dan ozon (O3), yang menyebabkan 3-7%.
Awalnya, saya tak pernah tertarik sama sekali dengan isu "Global Warming" karena saya berpikir hal itu hanya terjadi di negara yang jauh dari Indonesia . Bukan di Indonesia.
Namun, ketika melihat video yang diproduksi oleh National Geography dengan Aktor utamanya adalah Leonardo DiCaprio dengan judul "Before the Flood", saya tertegun.
Bahkan, hampir tidak bergeming sama sekali. Dalam hati saya, "Sebegitu dahsyatnya pemanasan global itu!”.
Pantas saja perubahan iklim sudah terasa mulai sekarang di tempat saya berada . Jadi tidak perlu menunggu berapa lama akan terjadi global worming karena dunia dimana kita berada akan berubah secara total apabila kita tidak pernah mau peduli untuk mengatasi penyebabnya.
"Climate change" merupakan suatu ancaman terbesar untuk masa depan dengan cara berkesinambungan, tetapi , saat yang sama, kita mampu melihat bagaimana kita mampu menghadapi perubahan iklim sebagai suatu kesempatan yang bagus apabila kita mengatasinya dengan benar dan konsisten.
Leonardo DiCaprio mengelilingi dunia untuk menyaksikan sendiri dengan mata kepalanya akibat dari climate change , apa yang dapat dikerjakan untuk mendapatkan solusi dari krisis iklim.
Leonardo menemui pemimpin dunia , peneliti, politisi , pemimpin agama dan para vision , semuanya bekerja sama untuk menciptakan kesinambungan di masa depan. Para pemimpin yang ditemuinya adalah Ban Kim Moon, Barrack Obama, Pop France, John Kerry, Elon Musk, Sunita Naren.
Leonardo melihat bagaimana negara seperti India, Indonesia kurang tanggap dalam perubahan iklim meskipun kedua negara ini sudah terlibat dalam perjanjian Perancis yang merupakan perjanjian hampir 200 negara untuk Adopsi Perjanjian Global Pertama untuk Perlambat Pemanasan Global.
Diserukan agar semua negara memangkas dan menghapus polusi gas rumah kaca. Perjanjian Paris juga untuk membatasi suhu dunia tidak naik melebihi 1,8 Fahrenheit hingga 2010.
Untuk mengatasi Krisis dari Perubahan Iklim, para ilmuwan telah mengexplorasi secara ilmiah apa saja dibalik perubahan iklim, apa penyebabnya dan bagaimana mengatasi dengan cepat dan apa yang harus diperjuangkan.
Di depan Sidang PBB , suara Leonardo DiCaprio sangat lantang, dunia tempat kita berpijak ini perlu diselamatkan dari global worming. Jika kita sendiri tak menyelamatkan maka dunia tempat kita berpijak akan punah beserta isinya.
Leonardo mengkritisi negara-negara yang sudah terlibat dalam Perjanjian Paris tetapi belum mengimplementasikan
Kebakaran Hutan Gambut:
Saya pernah diundang untuk menghadiri seminar tentang "Penanganan One Policy Lahan Gambut di Indonesia" diadakan oleh Yayasan Dr. Syahrir."
Lahan Gambut menjadi fenomenal karena setelah terjadinya kebakaran yang terjadi di beberapa pulau seperti Sumatera, Kalimantan . Akibat kebakaran gambut bukan hanya asap yang meluas dan merusak kesehatan bagi manusia yang menghirup CO2, binatang untuk masa sekarang maupun yang akan datang tapi juga kerusakan lahan gambut yang terbakar akan merusak ekosistem .
Pada dasarnya gambut itu dapat digunakan sebagai area penyimpan, penyedia hasil hutan dan perkebunan, menyimpan karbon dan rumah berbagai keanekaragaman hayati .
Bagi mereka yang belum pernah melihat lahan gambut seperti saya. Gambut di Indonesia itu adalah material organik yang terbentuk secara alami dari sisa tumbuhan, pohon dan sebagian telah terdekomposisi dan terakumulasi pada rawa dan genangan air
Unsur yang terdapat pada gambut Indonesia mengandung : konten debu sebesar 35%; kedalaman sebesar 50 cm dan karbon 12 wt%.
Pada daerah tropis seperti Indonesia, lahan gambut yang mengandung karbon itu menjadi tantangan bagi timbulnya emisi. Lahan gambut di Indonesia dijadikan target umum ekspansi pertanian, terutama untuk kelapa sawit, karena lahan subur menjadi semakin langka.
Ketika lahan dibersihkan untuk perkebunan, gambut itu dikeringkan sehingga melepaskan CO2 ke atmosfer bahkan ada yang membakarnya supaya lebih mempercepat proses.
CO2 inilah yang menimbulkan emisi dan menjadi salah satu faktor dalam "Global Warming" atau pemanasan global yang pada akhirnya terjadinya perubahan iklim.
Lahan Gambut di Indonesia 22.5-43.5 gigaton kandungan karbon. Bayangkan berapa Emisi karbon di Indonesia?
Komitmen Pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi baik itu dari gas kaca atau emisi karena pembakaran lahan gambut menjadi 26% pada tahun 2020 dan 29% pada tahun 2030 dan 41% jika ada bantuan dari internasional.
Upaya Pemerintah untuk merestorasi lahan gambut yang rusak terkendala karena tidak adanya peta yang akurat. Peta yang dapat dipakai untuk suatu kebijakan Restorasi Ekosistem Gambut Indonesia sangat bervariasi .
"Ada 14 peta dan semua beda-beda, untungnya ada wali data peta tanah dan peta lahan gambut Balitbangtang Kementan. Tapi sayangnya data terakhir tahun 2011 dan belum terbarui," ujar Bapak Budi Satywan Warddjama, Deputi I Bidang Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut dalam kesempatan Seminar tentang "Pemetaan Gambut unuk Konservasi" yang diselenggarakan oleh Yayasan Dr.Sjahrir.
Namun, Pemerintah dan stakeholder yang lain tidak boleh menunggu pasif untuk selesainya peta akurat karena kebijakan Pemerintah untuk Peta Gambut untuk konservasi dan restorasi lahan merupakan "urgency " yang harus segera dilaksanakan.
Dari diskusi kali ini bisa disimpulkan pentingnya Science Base Solution dalam melakukan upaya konservasi dan restorasi.
Untuk memetakan gambut perlu diperhatikan definisi dari gambut itu sendiri. Gambut adalah campuran heterogen dari bahan organik yang terdekomposisi dan mineral iorganik. Namun bermacam-macam definisi gambut masih digunakan sampai saat ini. Yang penting diperhatikan dari gambut adalah tingkat humifikasi, kepadatan gambut dan konten debu (wt%)
Pembenahan lahan Gambut untuk Konservasi/Restorasi Lahan:
Langkah langkah mantap telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pembenahan lahan gambut. Sebelum semuanya terlambat, Pemerintah telah mengembangkan kebijakan dan peraturan dalam rangka sustainable forestry dan sustainable production .
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengeluarkan berbagai peraturan salah satunya adalah Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Penerapan Peta Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) dan Penerapan Peta Fungsi Ekosistem Gambut.
Badan Restorasi Gambut atau disingkat (BRG) itu telah ditunjuk untuk mengkooridinasikan dan memfasilitasi restorasi gambut.
One Map Policy menjadi tantangan sekaligus untuk mengadakan koordinasi dengan beberapa stakeholder untuk mendapatkan map atau peta yang sudah ada menjadi peta yang berskala 1:50.000 dan masih dikembangkan awal dengan peta skala 1:5.000
Kebakaran hutan gambut , memang dalam tiga tahun terakhir sudah mereda. Dari luasnya kebakaran hutan gambut dari tahun 2016 hingga 2019 telah berkurang sebanyak 85%.
Namun, hal ini belum menggembirakan sama sekali. Presiden Jokowi cukup keras minta kepada aparat maupun Pemda untuk mengatasi kebakaran hutan di Jambi, maupun Palangkaraya yang terjadi dua minggu terakhir ini . Komplain dari tetangga Malaysia dan Singapore sudah diterima oleh beliau.
Mari kita semua bersatu padu, jaga alam yang indah ini dari kerusakannya, sehingga moto dari “kita jaga alam, maka alam pun jaga kita” dapat teralisasi.
Sampah Plastik:
Plastik bukanlah musuh kita. Paradigma sering salah karena
dianggap bahwa plastik jadi biang keladi yang membuat matinya lumba-lumba,
lingkungan yang rusak, perubahan udara dan sebagainya.
Ternyata manfaat plastik itu sangat banyak.
Kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan plastik. Mulai dari
makanan pembungkus, kemasan makanan, sampai banyak alat-alat rumah tangga dan
pembungkus kosmetik dan lainnya.
Tak ada yang salah soal plastik karena ternyata selain
manfaatnya banyak, juga telah disurvei oleh peneliti bahwa bahan dari pembuatan
plastik itu ada yang ramah lingkungan dan tidak membuat rusak lingkungan.
Bahkan penggunaan plastik di Eropa jauh lebih besar ketimbang di Asia.
Namun,
penggunaan plastik di Eropa itu
sudah menggunakan sistem circular economy sehingga tak menimbulkan keresahan atau masalah sampah
plastik karena mereka telah mendaur ulang hampir 53% nya. Sementara di Asia
belum melakukan hal itu . Hal ini terkendala dengan infrastruktur pembuangan plastik dan
kesadaran dari sampah plastik. Di Asia
masih gunakan sistem Linear Economy artinya plastik diproduksi, digunakan dan
dibuang tanpa didaur ulang.
Rupanya penelitian dari Trucost membuktikan bahwa jika kita
ingin menggantikan plastik dengan bahan lain seperti kaca, timah, aluminium
hasilnya sebagai berikut ini:
- Dari segi pemeliharaan lingkungan: Plastik lebih baik dibandingkan bahan alternatif , nilainya USD 139 vs USD 533
- Dari segi kesehatan manusia dan ekosistem: Plastik lebih baik dibandingkan dengan bahan alternatif, nilainya USD 63 vs USD 343
- Dari segi perubahan iklim : Plastik lebih baik dibandingkan dengan bahan alternatif, nilainya USD 71 vs USD 183
- Dari segi kerusakan laut: Plastik lebih baik dibandingkan dengan bahan alternatif , nilainya USD 5 vs USD 7.
Sampah Plastik Sumber; danone.co.id |
Jadi dengan adanya bukti di atas, kita harus kembali kepada plastik dan tidak
ada yang salah dengan plastik. Hanya
satu hal yang penting sekali disadari adalah pengelolaan sampah plastik menjadi
masalah besar di Indonesia. Sampah
plastik di Indonesia telah mencapai 3,2
juta ton .
Berhubung sampah plastik ini
tidak dikelola dengan baik maka sebanyak 0,48-1.29 juta ton telah mencemari
laut .
Sampah plastik yang dikelola dengan daur ulang hanya 9% saja, sisanya hampir 91% dibuang begitu saja dan
akhirnya mencemari laut, lingkungan hidup dan mengganggu kesehatan manusia
karena polusi. Bahkan, setiap tahunnya
kemasan plastik kehilangan nilai ekonominya sebesar 95% setelah penggunaan
pertama.
Menyedihkan sekali bukan jika bumi tempat kita berpijak ini
dipenuhi dengan sampah plastik dan polusi yang berkepanjangan itu akan
mengakibatkan buruknya kesehatan manusia.
Sampah plastik itu perlu dikelolah dengan baik .
Caranya semua botol-botol kemasan plastik yang dibuang oleh konsumen
tanpa bisa dilakukan daur ulang. Ada
satu model social bisnis yang
dikembangkan di Aceh, Bandung, Topati dan Lepang di Bali, Pasuruan dan Tangerang
Selatan dengan membentuk RBU (Pengelolaan Daur Ualng Limba Plastik). Pemulung menyerahkan semua botol plastik itu
ke TPST3R (Tempat Pembuangan Sementara Terpadu Reuse,Reduce dan Recyle) dan
bank sampah untuk diolah menjadi
flake. Kapasitas masih terbatas sekitar
60000 ton dan memperkejakan 80 pemuluk .
Kapasitas lebih dari 6000 ton/per tahun.
Pembuatan bisnis daur ulang ini menggunakan teknologi yang
dapat mengubah botol bekas kemasan itu menjadi botol daur ulang baru.
Sumber referensi:
1. Video "Before the Flood"
2. Kebijakan Restorasi Ekosistem Gambut Indonesia oleh Badan Restorasi Gambut
3. Pemetaan untuk REstorasi dan Konservasi Lahan Gambut " oleh WRI Indonesia
4. Introduction to Tropical PEatland Mapping oleh Kazuyo Hirose
5. Sampah Plastik oleh PT. Aqua Lestari
5. Sampah Plastik oleh PT. Aqua Lestari
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!