Kampung berseri Pinang memang bukan seperti kampung seperti sediakala. Dulu kampung ini sering banjir besar saat musim hujan. Namun, berkat kerja keras dari warganya sendiri, mampu membuat selokan yang bersih dan cukup besar, menormalisasi sungai, “sodet” dan membentengi dari sumber banjir. Terlihat ada banyak perubahan dari musibah banjir. Lokasinya yang terletak dekat dengan Gerbang Graha Raya tepatnya sebuah gerbang Pinang Griya Permai, Tangerang. Begitu masuk, kesan asri di kanan kiri jalan sempit depan setiap rumah ditengah teriknya panas matahari.
Tanggal 21 Oktober 2018 merupakan hari yang sangat istimewa bagi Kampung Berseri Astra (KBA) Pinang , Kompleks Pinang Griya Permai, Jl.Cempaka RT 007 RW 006, Kel Pinang, Kota Tangerang. Acara yang ditunggu-tunggu oleh warga untuk mural dinding taman, penanaman bibit tanaman, pengadukan pupuk dan aksi penyemaian tanah.
KBA Pinang, adalah salah satu dari 76 Kampung Berseri Astra . Keberadaan KBA Pinang ini adalah bagian dari Corporate Social Responbility (CSR) Astra, melalui Astra Daihatsu dan Astra International.
Program CSR Astra untuk KBA dikenal dengan nama "Empat pilar". Keempat pilar itu adalah Kesehatan, UMKM, Pendidikan dan Lingkungan
.
Tamu yang diundang itu ternyata tidak lain dari karyawan Astra yang tergabung dalam Astra Employee Voluntary Program, Tim dari Univeristas Indonesia Social Laboratorium sebagai pendamping KBA Pinang dalam penyuluhan tanaman. Mereka datang dengan semangat untuk melakukan mural dinding taman.
Dibuka dengan kemeriahan tarian Betawi yang dilakukan oleh anak-anak Sanggar Tari RT-02 RW-06. Lalu dilanjutkan dengan dongeng cerita dari seorang Guru PAUD , Ibu Umfaida. Anak-anak sangat senang dan antusias mendengarkan dongeng ini. Inilah salah satu usaha pilar pendidikan dari warga Pinang untuk literasi pendidikan anak-anak usia dini sampai balita dengan cara mendengarkan dongeng. Aktivitas mendongeng diadakan hampir setiap hari Sabtu di Hutan Kota Pinang Griya.Pendongeng dan pengajar adalah Guru PAUD atau Volunteer.
Mendongeng oleh Guru PAUD |
Dari sebuah dongeng, anak dapat memperoleh nilai-nilai kehidupan, menambah wawasannya mengenai kesehatan yang harus dijaga, bagaimana cara bertoleransi dengan temannya. Belajar menggambar, balok susun untuk melatih motorik , kognisi, sosial, afeksi anak.
“Kegiatan ini kami selenggarakan karena kami juga ingin agar warga tetap bersemangat untuk mendidik anak/cucunya dengan mendongeng buat balita yang belum bisa membaca. Juga merupakan terobosan dari buku-buku baca Gerobak dibaca dulu oleh orangtua baru dibacakan kepada anak/cucu”, jelas Ibu Ida selaku Ketua RW dan sekaligus Ketua KBA Pinang.
Rumah Kosong yang dibersihkan oleh Volunteer Karyawan Astra untuk jadi "Rumah Tandur" |
Sebuah rumah kosong yang tidak diurus oleh pemiliknya lagi, menjadi ide bagi warga untuk minta izin dari Pak RT, RW dan keluruhan untuk menjadikannya sebagai “Rumah Tandur”. Para karyawan Astra datang dengan “caping” (topi dari anyaman bambu) itu dengan semangat membersihkan dinding rumah yang sudah tak beratap itu dan mengecatnya dengan warna putih. Membersihkan sampah-sampah yang ada di rumah itu dan mencangkulnya sehingga tanah bisa lebih lembek. Ke depannya, setelah tanah dicampur dengan pupuk organik akan ditanami dengan bunga dan pot bunga. Perubahan lingkungan dari rumah kosong yang kumuh, gersang menjadi sebuah rumah contoh “tandur” atau tanaman. Diharapkan rumah gersang, kumuh, itu akan berubah jadi “Rumah Tandur” penuh dengan tanaman hijau dan menyegarkan lingkungan.
Ibu Pangkat dengan hasil olahan Lele"Clarias" |
Di depan rumah kosong, itu kami bertemu dengan Ibu Susiharti atau sering dipanggil Ibu Pangkat (nama suaminya). Di usia senjanya , perempuan berusia sekitar 70 tahun dengan 6 orang cucu, ini tak pernah berhenti bekerja sebagai wirausaha. Dulu ketika muda, beliau memiliki catering yang melayani beberapa perkantoran di sekitar segitiga emas, Sudirman. Namun, jelang usianya yang sudah lanjut, beliau pun masih tak mau berdiam diri, jiwa wirausahanya terus membara. Beliau melakukan ternak lele yang serba organik. Dengan mendapat pelatihan dari TIM UI Labsoscial, mulailah dilakukan usaha dari ternak lele itu. Dimulai dengan 1 ekor jantan dan 2 betina lele, sekarang usahanya sudah menghasilkan 100 kg per hari dengan brand “ Clarias “. Pakan dari lele itu terbuat dari “pur khusus” artinya makanan yang berasal dari dedak dan campuran tetes tebu bukan dari ternak. Hasil ternak lele itu lalu dimasak dengan resep khusus dan dipacking setiap kilogran dijual ke pelbagai supermarket dan Yayasan Anak Kebutuhan Khusus yang sudah jadi pelanggan tetapnya.
Ternyata bukan jiwa dagang yang diperoleh oleh Ibu Pangkat, tetapi juga kemurahan hatinya untuk memberikan pelatihan pemeliharaan lele kepada mereka yang terkena PHK. Untuk usaha marketing pun diajarkan pula secara sederhana. melalui instagram "Omah Dahar".
Kampung Pinang memiliki keunikan dan keunggulan dalam bidang wirausaha. Walaupun warga dari 13 RT ini sebagian besar terdiri dari warga lansia, tetapi potensi wirausaha dari para lansia itu sangat menonjol.
Pemikiran sederhana untuk mengumpulkan modal untuk wirausaha dan koperasi melalui penjualan baju bekas. Mereka menyebut kegiatan ini dengan nama Garage Sale"Barbeku". Dari hasil penjualan , dana ini digunakan sebagai multi funding baik itu koperasi maupun kegiatan lainnya. Selain itu, mereka menjual baju-baju bekas pada “car-free-day”.
Beras Koperasi |
Pengurus Koperasi Pinang Asri |
Ketika modal terkumpul maka membuat pra-koperasi , belum berbentuk badan hukum. Namun, telah mampu melayani warga dan pengurus KBA dalam kebutuhan primair seperti beras ,minyak goreng sejak 2017. Pelayanan penjualan itu sangat diperhatikan dengan memberikan delivery service langsung kepada pembeli. “Harapannya di kemudian hari mereka ingin Pra Koperasi ini berkembang melayani pelanggan dengan berbagai variasi kebutuhan primer lainnya seperti gula, catering, lele bermanfaat dari warga untuk warga“, ujar Pak Lukito selaku kader Pra Koperasi.
Semua peserta, volunteer Astra maupun kader KBA Pinang |
Waktu berjalan sangat cepat, tidak terasa hari sudah menjelang siang. Kami berkumpul di pos satpam di Jl. Cempaka. Semua pengurus KBA Pinang beserta tamu undangan pun berkumpul dengan mengucapkan terima kasih atas kehadiran volunteer karyawan Astra dan tamu dari UI. Dilanjutkan dengan hidangan makanan siang yang telah disediakan oleh Astra.
Memindahkan semai |
Mengatur kembali polybag hasil semaian |
Menyiram setelah pemindahan |
Selesai makan siang, acara puncak yaitu pengadukan pupuk dan aksi penyemaian tanah. Rupanya ada kader lingkungan ,Pak Dani dalam usianya yang telah lanjut, begitu semangat untuk menemani para volunteer karyawan Astra dalam Aksi Penyemaian tanah. Persis di sebelah pos satpam itu terdapat sebuah tempat penyemaian bibit terong lalap, kangkung, cabe.
Mereka memindahkan benih yang telah berubah jadi bibit selama 2 minggu di polybag ke sebuah tempat polybag yang lebih besar dengan media tanam berupa sekam dan pupuk. Dengan pengarahan dari Adit, seorang mahasiswa Univeristas Indonesia, bibit yang telah besar tunasnya itu harus dipisahkan menjadi beberapa bagian kecil dan memasukkan ke dalam media tanam . Selesai itu memasukkan ke dalam polybag yang besar, barulah disiram dengan air dengan alat siram . Menyiramnya juga perlu hati-hati dengan ukuran yang secukupnya.
Mendengarkan Literasi dari dokter |
Pendaftaran Posbindu |
Dalam bidang kesehatan, warga Pinang pun tak mau ketinggalan. Posyandu yang diutamakan untuk balita itu melayani para balita sekitar 50 anak-anak, tetapi mencapai 100 balita saat ada imunisasi. Diadakan satu bulan sekali Pelayanan yang dilakukan adalah imunisasi, vitamin, obat cacing, pemeriksaan tumbuh kembang balita. Namun, ada pelayanan Puskesmas yang seringkali bekerja sama dengan Posyandu apabila ada kesehatan yang perlu dirujuk ke Puskesmas maupun rumah sakit.
Untuk Posbindu, warga Pinang yang sebagian besar lansia , sangat antusias apabila pemeriksaan tensi, darah, kolesterol , gula darah diadakan satu bulan sekali. Apalagi para kader ibu Dias Rochdiyasih , usia sekitar 75 tahun, tetap setia mengugrape dirinya dengan mengikuti pelatihan tentang pengetahuan Penyakit Menular yang diadakan di kantor Astra. Kader Kesehatan ini menceriterakan bagaimana usahanya saat mengumpulkan dana untuk persediaan ampul, stick , jarum alkohol, obat yang harus punya modal mandiri sedangkan mereka hanya mengenakan biaya Rp.40.000 untuk pelayanan pemeriksaan lengkap kepada warga. Kesulitan mendapatkan dana maupun kader muda yang mau melakukan kegiatan kesehatan, tak menyurutkan semangat Ibu Dias. Selalu ada usaha dalam penyediaan perlengkapan kesehatan dengan tenaga muda yang kurang membuat dirinya mendapat apresiasi dari Astra sebagai Posbindu Mandiri.
Di akhir acara pun, para kader lingkungan, kesehatan, wirausaha yang hampir rata-rata berusia lansia tidak pernah lelah untuk terus melanjutkan ide inovatif baik untuk koperasi, wirausaha, penghijauan dengan pembibitan tanaman organik dan menjualnya kepada warga maupun kepada pembeli melalui media sosial. Semangat dari pengurus KBA Pinang yang terdiri dari lansia tidak menyurutkan langkah-langkah mereka untuk mengikuti kegiataan sehari yang penuh energi.
Dengan tergelak tawa mereka ingin menciptakan ide kreatif agar dapat menang dan ikut dalam ajang Innovation Astra yang diselenggarakan khusus untuk KBA .
Moto “berjuang belajar menghadapi tantangan dan tak pernah menyerah, inovasi dan terobosan" demi mensukseskan ke-4 pilar utama Astra jadi pilihan para kader yang sebagian besar telah lanjut usianya.
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!