www.inatanaya.com |
Setelah lulus dari perguruan tinggi, aku memasuki dunia kerja. Dunia yang berbeda dengan dunia pendidikan. Di saat pertama kali kerja rasanya menggebu-gebu untuk mengaktualisasikan diri antara ilmu yang didapat dengan pekerjaan. Begitu merasa sudah mapan bekera di perusahaan dimana aku bekerja, aku mulai memikirkan masa depanku jika seandainya aku tetap bekerja sampai pensiun.
Kehidupan yang kubangun sejak kecil dipenuhi dengan perencanaan yang ketat dan disiplin. Sekolah yang sangat disiplin sejak mulai SD,SMP dan SMP . Tanpa disadari kedisiplinan itu berlanjut ke kehidupan bekerja . Pada saat bekerja, aku belum pernah bertemu dengan finansial planner karena waktu itu belum dikenal yang namanya finansial planner. Sebatas melihat pengalaman teman-teman yang karirnya menanjak diiringi dengan kemampuan dalam bidang finansial.
Aku pun mulai memimpikan punya rumah sendiri sejak aku dinyatakan diterima menjadi karyawan tetap. Dengan sekuat tenaga, tiap bulan aku mencicil pinjaman rumah sampai akhirnya selesailah pinjaman itu. Itu mimpi yang terjadi hampir 30 tahun lalu, dan ternyata mimpi itu benar-benar terwujud.
Sekarang aku sudah pensiun, masihkah bermimpi untuk kehidupan 10 tahun yang akan datang? Tentu, mimpi itu bak sebuah pencapaian yang harus dikejar. Sebuah mimpi untuk membangkitkan semangat hidup agar kehidupan selalu lebih baik dari yang sekarang. Mimpiku adalah aku dapat mengembangkan dana pensiunku yang memang terbatas untuk kelangsungan hidup masa senja, jika mencukupi tentu saja aku ingin mengunjungi beberapa teman,sahabat karib, kakak yang semuanya berada di luar negeri.
Mimpi memang harus diusahakan bukan hanya sekedar mimpi saja.
Aku pun banyak belajar tentang investasi . Jelas profilku saat ini adalah seorang yang konservatif. Jadi segala investasi yang aku pilih adalah yang amat sangat aman. Ketika berkali-kali penawaran datang untuk belajar tentang saham, dengan halus selalu kutolak karena hal ini tak sesuai dengan profilku yang menginginkan keamanan total.
Lalu, ternyata aku mendapatkan kesempatan untuk belajar /edukasi tentang pasar modal bagi pemula yang diselenggarakan oleh PT.Mandiri Sekuritas. Berhubung saya baru ikut pertama kali maka saya mengambil kursus Dasar I. Pengenalan tentang apa itu pasar modal, Bapepam, Kustodian, investor, dan saham . Belum diajarkan mengenai bagaimana mengenal dan mengevaluasi saham dengan baik.
Aku mendapatkan banyak insight apa itu pasar modal. Pasar modal adalah penghubung antara investor dengan perusahaan yang telah go public dan menjual sahamnya di tempat pasar modal . Dijelaskan bahwa saham itu bermacam-macam jenisnya berdasarkan kapitalisasi pasar dan likuiditas. Kapitalisasi artinya harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Jadi Saham berdasarkan kapitalisasi dibagi menjadi Saham Unggulan, Saham Lapis Kedua, Saham Lapis Ketiga.
Sehabis belajar di Kursus Dasar I, saya ingin berinvestasi saham tetapi melalui funds manager PT. Mandiri Sekuritas. Namun, sayang saya masih belum paham dan menguasai cara menganalisa tentang saham-saham yang saya beli. Berakhir dengan cut-loss, saya putuskan untuk menjualnya.
Apakah saya kapok? Tidak. Ada yang perlu saya pelajari sebelum saya investasi. Nach, ada pelajaran penting yang sekarang aku dalami yaitu aku belajar tentang Keuangan Syariah dan Pasar Modal Syariah. Ketika saya mendalami saham syariah ini saya harus berkonsentrasi penuh. Belajar dari pengalaman pertama, tentunya saham syariah yang jadi pilihan adalah yang aman. Saham syariah yang aman adalah yang masuk dalam Jakarta Islamic Index atau disingkat dengan JII. JII adalah saham-saham pilihan dari Daftar Efek Syariah (DES).
Proses yang panjang menanti, karena selain belajar dan memahami sebelum investasi yang aman. Mencari saham syariah dari funds manager, perusahaan investasi dengan manajemen yang solid harus dipelajari. Awalnya harus seleksi dari Daftar reksa dana syariah dan manajer investasi yang menerbitkannya.
dapun saat ini terdapat 4 reksadana global syariah dengan gambaran kinerja sebagai berikut
Setelah pembelajaran itu, tentunya aku juga harus pelajari lebih lanjut menentukan kapan tepatnya berinvestasi dari saham-saham yang masuk dalam JII, relatif mempunyai volatilitas rendah, sehingga risikonya berarti juga rendah.
Berita yang menggembirakan saat kubaca bahwa NAV Saham Syariah lebih unggul dari Saham Konvensional. Berita ini masih baru pada bulan Juni ini.
Berita yang menggembirakan saat kubaca bahwa NAV Saham Syariah lebih unggul dari Saham Konvensional. Berita ini masih baru pada bulan Juni ini.
Semoga proses pembelajaran saham syariah ini menjadi bagian dari proses untuk pembelian saham syariah di masa depan. Dan akhirnya aku mampu mewujudkan mimpiku 10 tahun yang akan datang dengan pembelian saham syariah.
Tulisan ini diikut-sertakan dalam Lomba Investasi Syariah:
Tidak ada komentar
Pesan adalah rangkaian kata yang membangun dan mengkritik sesuai dengan konteksnya. Tidak mengirimkan spam!