Di dunia yang luas penuh kekerasan
Anak-anak tumbuh, berkembang, berseri
Mereka butuh pengetahuan yang benar,
Agar tubuh dan hati tetap terjaga rapi.
Mengenal tubuh, bukan tabu,
Bukan sekedar kata, tapi hak yang hakiki,
Setiap sentuhan harus dengan izin,
Dan rasa nyaman adalah hak tertinggi.
Jangan biarakan rahasia merundung,
Jangan diamkan rasa takut yang menjemput,
Edukasi adalah hal yang pertama,
Buka hati, ajak mereka berbicara,
Sentuhan yang baik adalah cinta yang tulus,
Sentuhan yang salah, jangan pernah diterima,
Menghormati diri, menghormati tubuh.
Itulah cara kita menjaga raga,
Berikan pengetahuan yang menuntun,
Untuk melindungi , bukan sekedar untuk tahu.
Berbicara adalah langkah pertama,
Kekuatan dalam diri akan tumbuh,
Jika anak tahu, mereka punya hak untuk berkata “tidak”.
Aisha (bukan nama sebenarnya), gadis kecil berusia tujuh tahun dari suatu desa, Serang, Banten. Matanya yang sayu , duduk terdiam seribu bahasa, tak lincah lagi seperti sebelumnya. Dia selalu menyepi sendiri, meninggalkan teman-temannya yang sedang bermain dengan sukacita. Dia sering menangis sedih, tatapannya kosong, tak ada semangat hidup lagi.
Kehidupan seorang anak yang seharusnya ceria, aman dan gembira menatap masa depan. Namun, seorang keluarga terdekat telah merenggut masa depan Aisha. Orang yang merenggut itu justru ayahnya sendiri. Orang yang seharusnya bertanggung jawab atas keamanan jiwa dan fisik anaknya, tapi justru yang merusaknya. Ayahnya ini telah merusak masa depan Aisha, dia melampiaskan kebejatan seksual terhadap anaknya sendiri. Dia melakukannya ini ketika istrinya atau ibu Aisha sedang bekerja berjualan di pasar. Aisha ditinggalkan bersama ayahnya.
Pertama kali, ayahnya datang ke kamar Aisha yang sedang istirahat di tempat tidurnya. Dengan bujuk rayu, “Ayah, akan belikan kamu tas sekolah dengan gambar putri duyung yang kamu ingini. Tapi, kamu harus menuruti apa yang ayah perintahkan”. Dengan sentakan dan hardikan ayahnya , Aisha ketakutan tak mau melakukan apa yang diminta ayahnya. Namun, Aisha yang tak punya kekuatan untuk melawan karena tubuh kecilnya tak kuat melayani ayah yang menyetubuhinya . Isak tangis itu meledak. Aisha diancam oleh ayahnya untuk tidak melaporkan apa yang dilakukan ayah kepada ibunya. Jika dilakukan, Aisha akan dibunuh.
Bukan hanya satu kali perbuatan bejat itu dilakukan oleh ayah Aisha, tapi hampir sepuluh kali ayah melakukannya niat jahat itu.
Aisha menangis setiap kali ayahnya selesai melakukan itu. Dia seperti anak yang tak punya siapa-siapa lagi, tak punya harapan, tak berani menceritakan. Suatu hari ketika vagina nya sudah luka, dia baru menceritakan hal itu kepada ibunya. Ternyata ibunya tak merespon dengan baik. Dalam diam, ibunya justru menyalahkan anak ini . Dianggapnya anak ini sebagai biang kesalahan , menggoda ayahnya.
Bagaikan sebuah tamparan, Aisha yang membutuhkan perlindungan dari seorang ibu, ternyata justru terjadi sebaliknya. Harapannya pupus. Ibu itu tak mau menolong Aisha , ia dibiarkan menderita ketakutan dan traumatis sendirian.
Suatu hari , sosok seorang pekerja perempuan bernama Hana Maulida bertemu dengan Aisha. Dia datang dan berbicara dari hati ke hati. Hati Hana teriris-iris membayangkan dirinya sebagai seorang ibu yang punya anak perempuan seusia Aisha, lalu jadi korban pelecehan seksual oleh ayahnya sendiri. Anak yang tak berdaya dan tak punya lindungan siapa pun. Pelukan cinta bagi Aisha menjadi obat traumatisnya. Terapi jiwa yang luka harus disembuhkan.
Hati kecil Hana bergejolak, dia harus bertindak untuk Aisha , apalagi Hana bekerja sebagai Penyuluh Pembinaan Kesejahteraan Keluarga , Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DKBPPPA) Kabupaten Serang. Kegelisahan hati Hana itu didiskusikan bersama dengan teman yang juga punya kegelisahan yang sama tentang kekerasan seksual terhadap anak.
Kekerasan seksual anak meningkat
Angka kasus kekerasan anak pada tahun 2024 meningkat tajam, jumlahnya 19.628 kasus dan 11.771 kasus seksual (hampir 60% dari total kasus). Apa yang terjadi? Sungguh, kita tak pernah terpikirkan bahwa ada kekerasan seksual terhadap 60 anak di Panti Asuhan Tangerang Selatan yang dilakukan oleh pimpinan dan pengurus,Ibu kandung yang mencabuli balitanya di Tangerang Selatan,seorang siswi dirudapaksa dan dibunuh oleh 4 anak dibawah umur di Palembang, gadis penjual gorengan ditemukan tak bernyawa, pelecehan seksual oleh seorang residivis.
Bagaikan fenomena gunung es bahwa kekerasan kasus seksual itu begitu banyak jumlahnya tapi tidak pernah dilaporkan dan ditangani dengan tepat, baik untuk pencegahannya maupun perlindungan bagi anak-anak yang traumatis. Mereka yang jadi korban tidak mau melaporkan kepada pihak yang berwenang karena alasan aib atau tabu, ada juga yang tak punya kapasitas untuk sosialisasi dan edukasi.
Gerakan Kakak Aman
Dari perjalanan kegelisahan Hana dengan temannya, dia mulai memberanikan diri untuk fokus pemberdayaan anak, pencegahan kekerasan seksual dengan metode yang menyenangkan. Mulai dari nama gerakan yang sangat populer yaitu, Kakak Aman. Kakak dirujuk sebagai orang terdekat yang mampu menjadi teman sekaligus pelindung bagi anak. Aman merujuk kepada kondisi bebas dari bahaya. Diusung dalam bahasa Inggris , “Empower Children with sexual (education in a fund and interactive way)”.
Gerakan Kakak Aman Indonesia dipimpin oleh Rio Andika sebagai ketua dan Hana Maulida sebagai founder. Gerakan ini juga punya landasan visi dan misi.
Visinya tentu ingin menciptakan anak untuk tumbuh dan berkembang, sehingga anak dapat fokus menemukan potensi terbaik dalam dirinya.
Misinya ada tiga yaitu meningkatkan pengetahuan kemampuan dalam melindungi diri, meningkatkan kesadaran terhadap isu kekerasan seksual anak pada umumnya, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan orang dewasa sekitar anak untuk memberikan edukasi perlindungan bagi anak. Tujuan dari gerakan ini adalah agar anak menghargai tubuhnya untuk masa depan .
Usaha dan kegiatan dari gerakan ini disambut dengan hangat oleh mereka yang terpanggil untuk jadi relawan. Dibentuklah tim Kakak Aman yang terdiri dari berbagai latar belakang dan mereka semua harus berupaya keras untuk mengedukasi pemberdayaan anak terhadap kejahatan seksual yang ada di sekitar mereka.
Kegiatan gerakan Kakak Aman
![]() |
Kegiatan edukasi di MPLS TK Assalam Dzikri -sumber: IG @kakakaman |
Sasaran atau target dari pendidikan sexual adalah sekolah, pesantren, orang tua, guru. Sebagai contoh Yayasan Kakak Aman Indonesia melakukan pelatihan kepada 45 orang tua cara mengedukasi anaknya dalam pendidikan sexual. Layanan pendidikan sexual diberikan kepada TBM SukaBaca Kragilan,.
Kampanye ke Alun-alun Rangkasbitung di Lebak Regency, anak-anak dalam event nasional Belajarraya, para fasilitator akan memberikan pendidikan kepada SDN Buah Gede, SDN Jakung, SDN Margasana, SDN Pegadingan 2, diundang oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Serang, SDN Ciwandan, Cilegon, “Comprehensive Sexual Education Module” jadi panduan untuk uji coba di 4 SD yaitu SDN Buah Gede, SDN Jakung, SDN Margasana, SDN Pegadingan. Dilakukan dengan 4 kali pertemuan dalam kelompok kecil dengan topik yang berbeda-beda caranya sangat menyenangkan dan interaktif.
![]() |
Starter kit untuk edukasi seksual anak. Sumber: IG @kakakaman |
Materinya ringan sekali seperti lagu, games, dongeng, buku. Kegiatannya didesain dengan sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja, mudah, murah dan menyenangkan. Ada perangkat/paket edukasi pencegahan kekerasan seksual pada anak yang dapat dibeli dengan sangat mudah yaitu Rp.300.000/per paket. Namun, bagi bagi orang tua , relawan yang ingin menyampaikan edukasi dengan perangkat itu diminta untuk belajar lebih dulu agar pesan kepada anak dapat tersampaikan dengan baik.
Contohnya gambar anak dengan tulisan “Aku Bisa Lindungi Diriku”, caranya lari apabila ada bahaya mengancam, mengatakan “Tidak” jika ada ancaman, anak melaporkan apa yang dialaminya kepada orang tua atau guru terdekat.
Contoh lagu singkat tapi harus diikuti dengan gerakan supaya anak dapat ingat dan memahaminya. Narasinya singkat “yuk, yuk,yuk, Lindungi diri dari bahaya, Berani bilang dan teriak TIDAK!” atau “Lari ke tempat yang lebih aman, cerita pada yang dipercaya”.
Contoh dongeng dengan boneka karakter seperti zebra, monyet, gajah yang menceritakan paman anak monyet datang. Dia membawakan kue kesenangan anak monyet. Lalu, paman mulai meminta anak monyet untuk melepaskan celana dalamnya, anak monyet ketakutan untuk menolak. Namun, anak monyet sudah belajar untuk menolak permintaan dengan teriakan “tidak”. Paman terus memaksa , anak monyet pun lari ke tetangga terdekat. Anak monyet melaporkan kejadian itu kepada ibunya.
Award
![]() |
Penghargaan Apresiasi 15th Satu Indonesia Award 2024.Sumber: IG @kakakaman |
Gerakan Kakak Aman telah membuka mata kita semua, orang tua, pendidik perlunya sex education sejak dini. Akhirnya, perjalanan dan usaha keras Hana Maulida mendapatkan penghargaan sebagai penerima Apresiasi ke 15, SATU Indonesia Awards 2024 dalam bidang pendidikan “Sahabat Anak dari Kekerasan Seksual” pada tanggal 29 Oktober 2024 di Gedung Astra Tower Building.
Diharapkan gerakan Kakak Aman tidak berhenti setelah apresiasi ini, tapi akan berlanjut untuk mengedukasi dan memberdayakan anak dalam seksual. Suara gerakan Kakak Aman tetap menggema ke seluruh anak Indonesia sehingga Indonesia bisa bebas dari kekerasan anak, hidup damai dan bebas dari trauma dan ketakutan.